Beberapa waktu lalu saya sempat menonton film Soe Hok Gie, di kost-an adik tingkatku. Dia juga sempat megutarakan kalau saya mengikuti saja jejak Gie. Tapi lagi-lagi saya merasa itu bukan jalan hidup saya, dan saya bukan seorang yang suka protes dengan keadaan, kalau pun proses, jarang sekali saya utarakan, tidak seperti sosok Gie yang berani mengutarakan keadaan yang tidak baik, tidak adil, dan tidak sesuai. Setelah itu, saya sempat berpikir apakan mungkin salah satu bagian dari kehidupan Gie sama dengan saya, dimana Gie mati muda sebagai seorang lajang?
Namun kemudian saya berpikir lagi .............
Dan akhirnya jawabanya adalah, saya adalah diri saya sendiri, mungkin orang lain atau bahkan sahabat terdekat saya memberi banyak masukkan, namun saya sadari bahwa saya adalah saya, yang menentukan jalan hidup saya adalah diri saya sendiri. Dan hanya Tuhan yang dapat mengizinkan saya mengambil jalan saya hidupku. Terima kasih Tuhan untuk kehidupan yang Engkau berikan kepada saya, dengan segala kelebihan dan kekurangan, kesenangan dan kesedihan, keberhasilan dan kegagalan, dan segalanya yang Engaku berikan dalam hidupku ini. Sungguh suatu kehidupan yang unik, dan saya percaya tidak pernah dan akan ada lagi manusia yang Engkau ciptakan sama persis dengan diriku ini.
2 comments:
Mantap.. Cogito Ergo Sum..
Terima kasih komentarnya
Post a Comment