Friday, March 7, 2008

TEKNIK BUDIDAYA JAGUNG SUKMARAGA

Produksi jagung dewasa ini tidak dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri sehingga diperlukan impor. Keadaan ini tidak dapat dibiarkan karena akan merugikan para peternak yang membutuhkan pakan, dimana jagung memegang peran 51 % sebagai bahan pokok pembuatan pakan. Untuk mengatasi hal ini maka dicarilah varietas jagung yang dapat berproduksi sampai 8,5 ton/ha. Oleh karena itu perlu suatu acuan teknologi budidaya jagung sukmaraga, sehingga petani yang mencoba dan mengembangkan jagung sukmaraga dapat berhasil sesuai potensial hasil dari jagung tersebut. Diharapkan dengan berhasilnya petani menerapkan jagung sukmaraga, peningkatan produksi jagung di Lampung meningkat. Mengingat jagung sukmaraga adalah jagung komposit dapat ditanam ulang sampai 3 (tiga) kali tanam tidak seperti jagung Hibrida hanya 1 (satu) kali tanam sehingga harus beli lagi, jadi cukup menghemat input sarana produksi.

PENYIAPAN LAHAN
• Tanah dibajak 15-20 cm, gemburkan dan ratakan, atau tanpa olah tanah bagi tanah gembur/ringan.
• Bersih dari sisa-sia tanaman dan tumbuhan pengganggu.

PENANAMAN
• Buat lubang tanam dengan tugal sedalam 5 cm.
• Jarak tanam 75 cm x 40 cm (2 tanaman /rumpun), atau 75 cm x 20 cm (1tanaman /rumpun)
• Masukkan benih dalam lubang tanam dan tutup dengan tanah atau pupuk kandang.

PEMUPUKAN
• Takaran pupuk: untuk yang telah dika\ji di Lampung 350 kg urea/ha + 150 kg SP 36/ha + 100 kg KCL/ha.
• Pupuk diberikan 2 kali, pertama 7-10 hst (200 kg urea/ha + 150 kg SP 36/ha +100 kg KCL/ha) kedua:30-35 hst(250 kg urea/ha).
• Pupuk diberikan dalam lubang/ larikan + 10 cm
• Disamping tanaman ditutup dengan tanah .

PENYIANGAN
• Penyiangan pertama pada umur 15 hst.
• Penyiangan kedua pada umur 28-30 hst, dilakukan sebelum pemupukan kedua.

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT
• Pengendalian penyakit bulai dapat dilakukan dengan: Benih jagung 1 kg dicampur 2 gr Ridomil atau Saromil yang dilarutkan dalam 7,5 – 10 ml air. Sedangkan untuk pengendalian hama penggerek diberi insektisida Furadan 3 G melalui pucuk tanaman (? 3-4 butir/
tanaman)

PEMBERIAN AIR
(khususnya musim kemarau)
• Pada saat sebelum tanam 15 hari setelah tanam 30 hst , 45 hst, dan 75 hst (6 kali pemberian).
• Sumber air dapat dari irigasi permukaan atau tanah dangkal (sumur) pompa


PANEN
Jagung siap dipanen jika klobot sudah mengering dan berwarna coklat muda, biji mengkilap, dan bila ditekan dengan kuku tidak membekas.

Deskripsi Jagung Varietas Sukmaraga
Asal :Bahan Introduksi AMATI (Asian Mildew Acid Tolerance Late), asal CIMMYT Thailand dengan Introgressi bahan lokal yang diperbaiki sifat ketahanan terhadap penyakit bulai. Populasi awalnya diseleksi pada tanah kering masam Sitiung Sumbar, dan tanah sulfat masam di Barambai (Kalsel). Hasil Rekombinasi diuji pada berbagai lingkungan asam dan normal.


Golongan : Bersari bebas komposit
Umur : - 50 % keluar rambut : 55 – 58 hari - Masak fisiologis:105 – 110 hari
Batang : Tegap, warna hijau
Tinggi tanaman : 195 cm (180 – 220) cm
Tipe biji : Semi mutiara (semi flint)
Baris biji : Lurus, rapat, jumlah 12 – 16
Warna biji : Kuning Tua
Bobot 1000 biji : 270 gram (240 – 280 gr)
Perakaran : Dalam, kuat dan baik
Kerebahan : Agak tahan


Rata-rata hasil : 6,0 ton/ha (pipilan kering, K.A. 15 %. Potensi hasil dapat dicapai 8,50 ton/ha (pipilan kering, KA. 15 %)
Daerah sebaran/Adaptasi : Dataran rendah sampai 800 m dpl, adaptif tanah-tanah masam.
Ketahanan penyakit : Cukup tahan terhadap penyakit bulai (downy mildew), penyakit bercak daun (H. maydis), dan penyakit karat (Puccinia sp.)

Sumber : http://lampung.litbang.deptan.go.id/jagung.html

No comments: